.

Sabtu, 15 Desember 2012

Game Panjat Pinang


Game Panjat Pinang yang dikembangkan oleh AMIKOM Game Dev (AGD), STMIK AMIKOM Yogyakarta mendapat sambutan luar biasa dari para pencinta game online. Buktinya, meski baru diluncurkan pertengahan Agustus lalu, permainan itu sudah diunduh lebih dari 100 ribu kali.

Game yang bertemakan salah satu lomba 17 Agustus-an tersebut masuk dalam trending apps Google Play. Bahkan, game yang berbasis Android itu menduduki peringat pertama dalam top new free games Google Play dan news apps, serta peringkat tujuh top free apps.

Programmer game Panjat Pinang AGD STMIK AMIKOM Pratama Nurwijaya berkata, game sederhana ini mendapat review positif dari para pengunjung Google Play. Dari 956 pengunjung yang memberikan review, 63,8 persen di antaranya memberikan rating bintang lima dan secara keseluruhan mendapat rating 4,2 dari total nilai lima.

“Prestasi ini merupakan kebanggaan bagi AMIKOM Game Dev. Apalagi yang membuat game ini para mahasiswa yang baru pertama kali mengerjakan permainan untuk sistem operasi Android. Keberhasilan ini akan semakin memotivasi kami mengembangkan game lain yang tidak hanya menghibur pengguna, tapi juga mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia,” ungkapnya kemarin.

AGD merupakan komunitas game yang berdomisili di AMIKOM. Anggotanya memiliki ketertarikan khusus di bidang pengembangan game. Komunitas ini berdiri pada 20 Januari lalu dan hingga Agustus ini sudah menghasilkan dua game. Selain Panjat Pinang, sebelumnya ada game Jumping Granny. AGD saat ini sedang melakukan pembuatan game lainnya dan rencananya dirilis Oktober mendatang.

“Kami berharap AGD tetap fokus pada kualitas, skill, serta mampu menghasilkan game yang dikenal oleh dunia,” kata Ketua AGD STMIK AMIKOM Yogyakarta Agus Tri Hariyanto. (priyo setyawan/koran si)(//rfa)

Sumber: Okezone

Satelit Produksi Indonesia LAPN A2


Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berhasil menyelesaikan Satelit Lapan A2 yang merupakan suksesor dari Satelit Lapan Tubsat. Jika sebelumnya pembangunan Lapan Tubsat dilakukan di Technische Universitat Berlin, Jerman, maka untuk penggarapan Lapan A2 sepenuhnya dilakukan di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat.

“Pokoknya Lapan A2 100 persen buatan dalam negeri, proses pengerjaan sudah rampung dan rencananya sama seperti pendahulunya satelit ini akan kita luncurkan menggunakan roket dari Sriharikota, India,” ujar Suharmanto, Kepala Pusat Teknologi Satelit Lapan ketika di temui di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/8/2012).

Menurut Suharmanto, Lapan A2 memiliki keunggulan sensor dibanding Lapan Tubsat. Hal ini dapat dilihat bagaimana Lapan A2 memiliki tiga fungsi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir. Satelit dengan sensor Automatic Identification System (AIS) ini dipercaya dapat melakukan identifikasi terhadap kapal yang akan melintasi wilayah jangkauan Lapan A2.

“Harapan kami Lapan A2 dapat menjadi solusi untuk melakukan pemantauan lalu lintas wilayah laut Indonesia,” kata Suharmanto.

Satelit dengan bobot 78 kilogram ini akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari, dengan kisaran 20 menit perputarannya. Pada orbit AIS, Lapan A2 memiliki radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari maksimum 2000 kapal dalam satu daerah cakupan.

Lapan A2 yang akan mengorbit secara ekuatorial nantinya akan menjadi satelit pemantauan bumi pertama di dunia yang memiliki orbit ekuatorial. “Meskipun Indonesia masih merupakan pendatang baru di teknologi antariksa, namun adanya Lapan A2 seperti menjadi awal baru perkembangan dunia satelit di Indonesia,” ucap Suharmanto.

Sumber: Kompas

Minggu, 22 Januari 2012

Mengenal konstruksi sosro bahu

Pernah pergi ke Filipina? Pernah melewati jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni ruas Vilamore-Bicutan? Berbanggalah, karena berarti Anda pernah melewati buah karya ciptaan anak bangsa! Ruas jalan tersebut menerapkan teknologi Sosrobahu yang ditemukan oleh Ir. Tjokorda Raka Sukawati untuk 298 tiang jalan-nya. Tidak hanya di Filipina, kita dapat menjumpai penerapan dari teknologi Sosrobahu di beberapa negara lainnya, seperti Malaysia, Thailand, Singapura, bahkan Amerika Serikat. Temuan Tjokorda digunakan insinyur Amerika Serikat dalam membangun jembatan di Seattle.
Apa sebenarnya teknik Sosrobahu itu?
Teknik Sosrobahu merupakan teknik konstruksi yang digunakan terutama untuk memutar bahu lengan beton jalan layang dan ditemukan oleh Tjokorda Raka Sukawati. Dengan teknik ini, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya, dan kemudian diputar 90° sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas di jalanan di bawahnya.
Teknik ini dianggap sangat membantu dalam membuat jalan layang di kota-kota besar yang jelas memiliki kendala yakni terbatasnya ruang kota yang diberikan, terutama saat pengerjaan konstruksi serta kegiatan pembangunan infrastrukturnya tidak boleh mengganggu kegiatan masyarakat kota khususnya arus lalu-lintas dan kendaraan yang tidak mungkin dihentikan hanya karena alasan pembangunan jalan.
Siapa penemunya?

Beliau bernama Tjokorda Raka Sukawati. Lahir di Ubud Bali, 3 Mei 1931, adalah seorang insinyur Indonesia yang menemukan konstruksi Sosrobahu, yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya. Tjokorda meraih gelar insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung 1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1996. Beliau meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta itulah teknologi Sosrobahu ditemukan. Tjokorda yang juga pendiri Fakultas Teknik Universitas Udayana sekarang telah pensiun dari PT. Hutama Karya, namun masih tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi sebelumnya. Kini beliau tinggal di kampung halamannya di Ubud, Bali dengan mengajar di jenjang Pascasarjana Bidang Teknik Sipil Universitas Udayana.
Inspirasi dari dongkrak hidrolik mobil
Pada tahun 1980-an, Jakarta yang memang sudah mengalami kendala kemacetan lalu lintas, banyak membangun jalan layang sebagai salah satu solusi meningkatkan infrastruktur lalu-lintas. Sebagai kontraktor saat itu, PT. Hutama Karya mendapatkan order membangun jalan raya di atas jalan by pass A. Yani di mana pembangunannya harus memastikan bahwa jalan itu harus tetap berfungsi.
Dengan permasalahan tersebut, para direksi Hutama Karya berdiskusi setelah mendapatkan order membangun jalan layang antara Cawang sampai Tanjung Priok sekitar tahun 1987. Persoalan rumit diurai, yang diperlukan untuk menyangga badan jalan itu adalah deretan tiang beton, satu-sama lain berjarak 30 meter, di atasnya membentang tiang beton selebar 22 meter. Batang vertikalnya (pier shaft) berbentuk segi enam bergaris tengah 4 meter, berdiri di jalur hijau. Hal ini tidak sulit, yang merepotkon adalah mengecor lengannya (pier head). Jika dengan cara konvensional, yang dilakukan adalah memasang besi penyangga (bekesting) di bawah bentangan lengan itu, tetapi bekesting itu akan menyumbat jalan raya di bawahnya. Cara lain adalah dengan bekesting gantung tetapi membutuhkan biaya lebih mahal.
Di tengah masalah itu, Ir. Tjokorda Raka Sukawati mengajukan gagasan dengan membangun tiangnya dulu dan kemudian mengecor lengannya dalam posisi sejajar dengan jalur hijau, setelah itu diputar membentuk bahu. Hanya saja kendalanya adalah bagaimana cara memutarnya karena lengan itu nantinya seberat 480 ton.
Inspirasi didapat Tjokorda ketika ia memperbaiki kendaraannya, hidung mobil Mercedes buatan 1974-nya diangkat dengan dongkrak sehingga dua roda belakang bertumpu di lantai yang licin karena ceceran tumpahan oli secara tidak sengaja. Begitu mobil itu tersentuh, badan mobil berputar dengan sumbu batang dongkrak. Satu hal yang ia catat, dalam ilmu fisika dengan meniadakan gaya geseknya, benda seberat apa pun akan mudah digeser. Kejadian tadi memberikan inspirasi bahwa pompa hidrolik bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan bila bertumpu pada permukaan yang licin, benda tersebut mudah digeser. Bayangan Tjokorda adalah menggeser lengan beton seberat 480 ton itu.
Kemudian Tjokorda membuat percobaan dengan membuat silinder bergaris tengah 20 cm yang dibuat sebagai dongkrak hidrolik dan ditindih beban beton seberat 80 ton. Hasilnya bisa diangkat dan dapat berputar sedikit tetapi tidak bisa turun ketika dilepas. Ternyata dongkrak tersebut miring posisinya. Tjokorda kemudian menyempurnakannya. Posisinya ditentukan persis di titik berat lengan beton di atasnya.
Untuk membuat rancangan yang pas, dasar utama Hukum Pascal yang menyatakan: “Bila zat cair pada ruang tertutup diberikan tekanan, maka tekanan akan diteruskan segala arah“. Zat cair yang digunakan adalah minyak oli (minyak pelumas). Bila tekanan P dimasukkan dalam ruang seluas A, maka akan menimbulkan gaya (F) sebesar P dikalikan A. Rumus itu digabungkan dengan beberapa parameter dan memberikan nama Rumus Sukawati, sesuai namanya. Rumus ini orisinil idenya karena sampai saat itu belum ada buku yang membahasnya sebab memang tidak ada kebutuhannya.
Masalah lain yang muncul ada variabelnya yang mempengaruhinya, di antaranya adalah jenis minyak yang digunakan yang tidak boleh rusak kekentalannya (viskositas). Urusan minyak menjadi hal yang krusial karena minyak inilah yang meneruskan tekanan untuk mengangkat beton yang berat itu.
Setelah semua selesai, Tjokorda mengerjakan rancangan finalnya yakni sebuah landasan putar untuk lengan beton yang dinamai Landasan Putar Bebas Hambatan (LBPH). Bentuknya dua piringan (cakram) besi bergaris tengah 80 cm yang saling menangkup. Meski tebalnya 5 cm, piring dari besi cor FCD-50 itu mampu menahan beban 625 ton.
Ke dalam ruang di antara kedua piringan itu dipompakan minyak oli. Sebuah seal (penutup) karet menyekat rongga di antara tepian piring besi itu untuk menjaga minyak tak terdorong keluar, meski dalam tekanan tinggi. Lewat pipa kecil, minyak dalam tangkupan piring itu dihubungkan dengan sebuah pompoa hidrolik. Sistem hidrolik itu mampu mengangkat beban beban ketika diberikan tekanan 78 kg/cm2. Angka ini sebenarnya angka misteri bagi Tjokorda saat itu.
Secara teknik penemuan itu belum diuji coba karena waktu yang terbatas, namun ia yakin temuannya itu bisa bekerja. Tjokorda bahkan berani bertanggungjawab bila lengan beton jalan layang itu tidak bisa berputar.
Pada tanggal 27 Juli 1988 pukul 10 malam waktu setempat (Jakarta), pompa hidrolik dioperasikan hingga titik tekan 78 kg/cm2. Lengan pier head itu, meskipun bekesting-nya telah dilepas, mengambang di atas atap pier shaft lalu dengan dorongan ringan sedikit saja, lengan beton raksasa itu berputar 90 derajat.
Ketika pier shaft itu sudah dalam posisi sempurna, secara perlahan minyak dipompa keluar dan lengan beton itumerapat ke tiangnya. Sistem LPBH itu dimatikan sehingga perlu alat berat untuk menggesernya. Namun demikian karena khawatir kontruksi itu bergeser, Tjokorda memancang delapan batang besi berdiameter 3,6 cm untuk memakupier head ke pier shaft lewat lubang yang telah disiapkan. Kemudian satu demi satu alat LBPH itu diterapkan pada kontruksi beton lengan jembatan layang yang lain.
Penamaan Sosrobahu dan pemberian paten
Pada pemasangan ke-85, awal November 1989, Presiden Soeharto ikut menyaksikannya dan memberi nama teknologi itu Sosrobahu yang diambil dari nama tokoh cerita sisipan Mahabharata. Sejak itu LBPH tersebut dikenal sebagai Teknologi Sosrobahu.
Temuan Tjokorda digunakan insinyur Amerika Serikat dalam membangun jembatan di Seattle. Mereka bahkan patuh pada tekanan minyak 78 kg/cm2 yang menurut Tjokorda adalah misteri ketika menemukan alat LBPH Sosrobahu itu. Tjokorda kemudian membangun laboratorium sendiri dan melakukan penelitian dan hasilnya berupa perhitungan susulan dengan angka teknis tekanan 78,05 kg/cm2, nyaris persis sama dengan angka wangsit yang diperolehnya sebelum itu.
Hak paten yang diterima adalah dari pemerintah Jepang, Malaysia, Filipina. Dari Indonesia, Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek mengeluarkan patennya pada tahun 1995 sedangkan Jepang memberinya pada tahun 1992. Saat ini teknologi Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura.
Teknologi Sosrobahu ini dikembangkan menjadi versi ke-2. Bila pada versi pertama memakai angker (jangkar) baja yang disusupkan ke beton, versi keduanya hanya memasang kupingan yang berlubang di tengah. Lebih sederhana dan bahkan hanya memerlukan waktu kurang lebih 45 menit dibandingkan dengan yang pertama membutuhkan waktu dua hari. Dalam hitungan eksak, konstruksi Sosrobahu akan bertahan hingga 100 tahun (1 abad).
Menurut Dr. Drajat Hoedajanto pakar struktur dari Institut Teknologi Bandung, Sosrobahu pada dasarnya hanya metode sangat sederhana untuk pelaksanaannya (memutar bahu lengan beton jalan layang). Sistem ini cocok dipakai pada elevated toll road (jalan tol layang dalam kota) yang biasanya mengalami kendala lalu lintas dibawahnya yang pada. Sosrobahu terbukti bermanfaat dalam proses pembangunan jalan layang, sangat aplikatif, teruji baik teknis dan ekonomis.
Sumber:
GATRA, Hutama Karya, Pikiran Rakyat

Sabtu, 21 Januari 2012

Karya Hebat anak bangsa

1.Panser Anoa

Namanya terilhami dari mamalia khas Sulawesi, Anoa tampilannya tidak kalah dengan buatan Eropa. Kelahirannya disiapkan untuk mewujudkan kemandirian di bidang alutsista oleh Departemen Pertahanan dan PT Pindad. Panser beroda 6 ini mampu melaju hingga kecepatan 90 Km/jam. Mampu melompati parit selebar satu meter dan menanjak dengan kemiringan sampai dengan 45 derajat. Panser ini dilapisi baja anti peluru yang apabila diberondong dengan AK47 atau M-16 dijamin tidak akan tembus.




2. Pesawat Gatotkaca N-250


Pesawat ini adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT. Dirgantara Indonesia) Diluncurkan tahun 1995. Kode N artinya Nusantara, menunjukan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industry penerbangan di Indonesia. Pesawat ini diberi nama Gatotkaca dan primadona IPTN merebut pasar kelas 50-70 penumpang.






3. KRI-Krait-827



Kapal perang ini merupakan hasil saling tukar ilmu antara TNI AL lewat fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan) Mentigi dan PT Batan Expressindo Shipyard (BES), Tanjung Guncung. Dikerjakan selama 14 Bulan dan 100 % ditangani oleh putra-putri Indonesia. Berbahan baku aluminium, bertonase 190 DWT dengan jarak jelajah sekitar 2.500 Mil. Dilengkapi dengan radar dengan jangkauan 96 Nautical Mil (setara 160 Km) dengan system navigasi GMDSS area 3 dengan kecepatan terpasang 25 Knots
4. Smart Eagle II (SE II)

.  Merupakan Prototype pertama UAV (Unman Aerical Vehicle) yang dibuat PT. Aviator Teknologi Indonesia guna kepentingan intelegen Indonesia. SE II menggunakan mesin 2 tak berdiameter 150cc, mampu terbang hingga 6 Jam. Dilengkapi dengan colour TV Camera. Mampu beroperasi dimalam hari dengan menggunakan Therman Imaging (TIS) kamera untuk opsi penginderaannya.


5. Mobil Arina-SMK


Mobil ini dirancang menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin 150cc, 200cc dan 250cc. Konsumsi bensin hanya 1 liter untuk 40 km. Panjang 2,7 meter, lebar 1,3 meter dan tinggi 1,7 meter sehingga bisa masuk jalan dan gang yang sempit. Dinamakan Arina-SMK karena pembuatannya bekerja sama dengan Armada Indonesia (Arina) dengan siswa-siswa SMK.

6 senjata baru buatan Indonesia




Patutlah Kita Bangga Terhadap Indo Yang Sedang Maju Dibidang militer




7. Chip Asli Buatan Indonesia



Chipset Wimax Xirka, sebuah chip yang dibuat oleh orang Indonesia asli, Bukan usaha mudah memang membuat chip dengan kompleksitas yang cukup tinggi. Xirka yang dikawal beberapa engineer Indonesia ini mulai dikembangkan pada 2006. Chipset ini terdiri dari dua spesifikasi, yakni Chipset Xirka untuk Fixed Wimax dan Chipset Xirka untuk Mobile Wimax. Untuk fixed wimax telah diluncurkan pada Agustus tahun ini. Sedangkan mobile wimax rencananya diluncurkan pada quartal keempat 2009.Produk asli buatan Indonesia ini diluncurkan langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Kusmayanto Kadiman. Beliau menjelaskan, seluruh komponen di dalam Xirka merupakan buatan Indonesia. Operator yang memberikan layanan Wimax wajib menggunakan Xirka.

8. PC TABLET WAKAMINI
Wakamini adalah komputer tablet seratus persen buatan Indonesia dengan harga yang bisa dijangkau siapapun, Rp3.599.000. Dari sisi layarnya, desain komputer tablet lokal ini tergolong unik yang dapat diputar 180 derajat, berukuran 10 inchi dan memiliki empat varian warna; coklat, merah, hitam dan biru. Sistem operasinya menggunakkan Windows 7 Home Premium dan Ultimate, dengan layar sentuh. Wakamini dibekali dengan prosesesor Intel Atom N450 berkecepatan 1,66 Ghz,RAM (Random Access Memory) sebesar 1 GB DDR2, Ruang penyimpanan 250 GB, sedangkan bobotnya 1,35 KG dengan Wifi "4 in 1″ card reader dan 1,3 MP Webcam dengan batrai berdaya tahan tiga jam.Sementara Wakatobi berukuran lebih mungil dan didesain untuk anak-anak, hanya 8,9 inchi. Desain layarnya juga unik, demikian pula harganya yang cukup menarik Rp2,999.000 per unit atau termurah di kelasnya. Tapi berbeda dari saudaranya, Wakatobi tidak mendukung fitur multi touch. Prosesor Wakatobi adalah Intel Atom N270 berkecepatan 1,6 Ghz, dengan RAM 1 GB DDR2. Bobotnya hanbya 1,25 kg

.9. ROBOT TEMPUR

Lembaga Pengkajian Teknologi (Lemjitek) TNI AD, Karangploso, Kabupaten Malang, mampu menciptakan robot tempur.

prototype robot tempur ini sudah beberapa kali diujicobakan,dan mampu menempuh jarak hingga 1 km dari pusat kendali. "Ukurannya 1,5 m kali 0,5 m dengan berat sekitar 100 kg. Robot ini memiliki mesin penggerak dua roda,dan mampu mengangkut beban hingga sekitar 150 kg, kecepatan maksimalnya bisa mencapai 60 km/jam," terangnya. Robot yang diciptakan pada tahun 2009 dan belum memiliki nama ini, digerakkan dengan tenaga listrik dari dua baterei yang tersimpan di dalam bodi robot.


Dua baterei ini memiliki kekuatan 36 volt yang berfungsi untuk penggerak, dan 12 volt untuk sistem kontrolnya. Gunawan mengaku, kondisi robot ini belum sepenuhnya sempurna karena baru selesai proses perakitannya, kemungkinan masih sekitar 70-80% dari kondisi ideal yang diinginkan.


10. PELURU KENDALI

Walaupun, roket RX-420 masih jadi pertimbangan Departemen Pertahanan, apakah mampu menjadi salah satu senjata penangkal di darat yang dapat diandalkan sehingga, Indonesia tidak memerlukan armada kapal atau senjata perang lainnya, selain faktor biaya yang dominan besar.
ide produksi rudal dalam negeri mulai tercetus tahun 2005. Dana sebesar Rp 2,5 miliar digelontorkan untuk proyek pembuatan rudal pada tahun itu, dan bila itu terwujud Dephan akan menggandeng PT Pindad Indonesia, pabrik senjata dalam negeri yang melakukan penelitian hulu ledak kaliber 122 milimeter. Saat ini, LAPAN telah berhasil meluncurkan roket dengan kekuatan jarak tempuh 100 kilometer, dan memiliki kecepakatan luncur awal 4 kali kecepatan suara.

http://www.klipingonline.co.cc/2011/05/karya-hebat-anak-bangsa-10-peralatan.html

sumber : http://blog.esdoger.com/2011/05/karya-hebat-anak-bangsa-10-peralatan.html#ixzz1k5ubpLIR

ARTIKEL TERKAIT
Petani-kembangkan-beras-khusus-nasi goreng
indonesia-segera-miliki-kapal-perang.Canggih


Selasa, 17 Januari 2012

Petani Kembangkan Beras Khusus Nasi Goreng

Petani Mlatiharjo, Kabupaten Demak, sejak tahun 2003 mengembangkan padi varietas baru, di antaranya beras khusus untuk nasi goreng.

Lurah Mlatiharjo Hery Sugiartono saat ditemui di sela acara "workshop dan FGD Mengembangkan Kisah Sukses Penguatan Sistem Inovasi" di Semarang, Selasa (17/1/2012), mengatakan, pengembangan beras khusus nasi goreng tersebut karena untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Tidak hanya beras khusus nasi goreng, tambah Hery, petani juga akan mengembangkan beras untuk kebutuhan rumah makan dan restoran elit.

"Kalau restoran Jepang biasanya membutuhkan beras yang seperti ketan, beda kebutuhan untuk beras yang dibuat untuk nasi goreng," katanya.

Hasil pengembangan padi varietas baru, saat ini sudah ada delapan varietas dan tahun ini akan dilakukan uji multilokasi sebagai syarat pelepasan varietas.

"Nama varietasnya Galur Harapan 1 sampai 8. Jadi ada delapan varietas yang diuji. Untuk dapat menjadi varietas baru harus diuji di antaranya bibit padi harus ditanam di delapan lokasi dalam dua kali musim tanam," katanya.

Setelah melalui uji multilokasi dan dinyatakan lolos, lanjut Hery, baru diajukan ke Kementerian Pertanian untuk pengajuan nama varietas yang nantinya juga akan melalui sidang komisi pelepasan varietas.

Keunggulan dari padi varietas yang baru di antaranya aromatik (saat ini baru beraroma pandan dan akan dikembangkan aroma melati), produktivitas tinggi, dan tahan terhadap serangan hama.

Saat ini, petani di daerah Mlatiharjo sudah berhasil mengembangkan padi dengan varietas baru dengan luas tanam sekitar 10 hektar.

Hery yang juga merupakan Ketua Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Demak ini mengaku meskipun belum melewati uji pelepasan varietas, saat ini dari delapan calon varietas yang ada sudah ada dua calon varietas yang dipasarkan ke masyarakat.

"Saat ini dua varietas yang sudah dipasarkan ke masyarakat telah diberi merek yakni Melati dan Sulthan," katanya.

Harga beras pun lebih tinggi, misalnya untuk daerah Jakarta beras merek Sulthan Rp 15.000 per kilogram dan beras Melati harganya Rp 12.000 ribu per kilogram. Sementara harga beras di gudang lebih murah yakni beras merek Sulthan Rp 12.000 perkilogram dan beras merek Melati Rp 15.000 per kilogram.

Sumber :ANT


Film Serial Animasi “Historia Kelana” Karya Putra Cimahi Segera Ditayangkan TV

Film serial animasi berjudul Historia Kelana, hasil karya putra-putra Kota Cimahi akan segera ditayangkan di sejumlah stasiun tv dan ikut meramaikan siaran tv kartun yang selama ini dikuasai produk-produk luar negeri seperti Jepang, AS hingga Malaysia.
“Film ini sudah tersedia dalam 13 episode. Rencananya Kamis besok akan ditayangkan di Global TV. Berikutnya akan menyusul RCTI, MNC TV dan TVRI ikut menayangkan,” kata Ketua Cimahi Creative Association Rudy Suteja seusai Apresiasi Inovasi Indonesia 2011 yang digelar Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama sejumlah kementerian lain di Jakarta, kemarin.
PT Baros Creative Partner yang dipimpinnya baru saja mendapat penghargaan di subkategori Wirausaha Baru pada kategori Technopreneurship Awards atas prestasinya berjuang mendirikan studio animasi dan mengembangkan karya-karya animasi.
Historia Kelana, urainya, berkisah tentang sejarah nusantara, dari mulai masuknya Hindu, masuknya Islam, era penjajahan hingga kemerdekaan yang durasi setiap serialnya sepanjang 24 menit.
Rudy Suteja mengakui, film animasi ini bisa ditayangkan di tv nasional berkat perhatian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang membiayai operasional produksi film tersebut hingga membiayai jam tayang.
Sebelumnya Baros hanya memiliki sumber daya manusia, namun kemudian Kementerian Perindustrian, Kementerian Ristek dan Pemerintah Kota Cimahi membantu berbagai fasilitas peralatan untuk pembuatan film animasi.
Sebelumnya ia mengaku sedih saat ini tv-tv nasional hanya menayangkan produk-produk animasi asing, sementara produk animasi dalam negeri sulit mendapat tempat sehingga sulit berkembang.
Menurut dia penyebabnya adalah ketidakseimbangan antara biaya produksi yang harus dikeluarkan produsen animasi dalam negeri misalnya Rp70 juta, sementara stasiun tv hanya mau membayar Rp15 juta.
Ia menegaskan, produsen animasi Indonesia sebenarnya sudah mampu membuat banyak film animasi yang tak kalah kreatif dengan animasi dari luar negeri, namun karena berbagai hambatan mereka akhirnya menjual produknya di luar negeri, itupun dalam bentuk pesanan.
“Singapura misalnya, memesan produk animasi kami dengan harga murah, lalu Singapura menjualnya ke AS dengan harga yang sudah berlipat-lipat kali,” katanya.
(D009/A011)
Sumber: ANT

Indonesia Segera Miliki Kapal Perang Canggih “Trimaran”

Indonesia segera memiliki satu kapal perang canggih berpeluru kendali “Trimaran” yang merupakan produk dalam negeri.
“Kapal ini terbuat dari serat karbon, dengan kecepatan 35 knot dan dipersenjatai peluru kendali yang memiliki jarak tembak 120 kilometer,” kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin usai meninjau industri kapal dalam negeri PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.
Ia mengatakan, dalam lima bulan mendatang kapal perang canggih yang merupakan prototipe itu langsung bisa dioperasionalkan memperkuat jajaran armada tempur TNI Angkatan Laut.
“TNI Angkatan Laut memesan empat unit kapal, dan dalam lima bulan mendatang sudah jadi satu kapal perang `Trimaran`, sedangkan tiga unit lainnya akan segera dibangun secara bertahap hingga 2014,” kata Sjafrie menambahkan.
Satu unit kapal “Trimaran” dihargai sekitar Rp114 miliar yang diambil dari APBN 2011.
“Jika proyek pengadaan ini berhasil maka ini merupakan sejarah bagi Indonesia karena telah berhasil membuat kapal perang dengan komposit serat karbon, dan ini akan dipatenkan dan diekspor ke luar negeri,” kata Sjafrie.
Direktur PT Lundin Industry Invest, John Lundin, mengatakan pihaknya telah melakukan ujicoba terhadap kapal dengan panjang sekitar 62,52meter tersebut.
“Ini merupakan kapal `Trimaran` pertama yang dibuat dari serat karbon. Amerika pernah membuat kapal sejenis dengan panjang 120 meter namun dari bahan alumunium atau baja.
Komposit serat karbon juga telah digunakan untuk pembuatan pesawat airbus Boeing-777 dan mobil formula 1. Ketahanannya 20 kali lebih kuat dibandingkan baja.
Kapal cepat berpeluru kendali itu memiliki panjang keseluruhan 62,53 meter, panjang “water line”, 50,77 meter panjang “water draft” 1,17 meter, bobot mati 53,1 GT, kecepatan maksimum 30 knot, kecepatan jelajah 16 knot, dengan mesin utama 4X marine engines MAN nominal 1.800 PK.
Sumber: ANT