.

Sabtu, 15 Desember 2012

Game Panjat Pinang


Game Panjat Pinang yang dikembangkan oleh AMIKOM Game Dev (AGD), STMIK AMIKOM Yogyakarta mendapat sambutan luar biasa dari para pencinta game online. Buktinya, meski baru diluncurkan pertengahan Agustus lalu, permainan itu sudah diunduh lebih dari 100 ribu kali.

Game yang bertemakan salah satu lomba 17 Agustus-an tersebut masuk dalam trending apps Google Play. Bahkan, game yang berbasis Android itu menduduki peringat pertama dalam top new free games Google Play dan news apps, serta peringkat tujuh top free apps.

Programmer game Panjat Pinang AGD STMIK AMIKOM Pratama Nurwijaya berkata, game sederhana ini mendapat review positif dari para pengunjung Google Play. Dari 956 pengunjung yang memberikan review, 63,8 persen di antaranya memberikan rating bintang lima dan secara keseluruhan mendapat rating 4,2 dari total nilai lima.

“Prestasi ini merupakan kebanggaan bagi AMIKOM Game Dev. Apalagi yang membuat game ini para mahasiswa yang baru pertama kali mengerjakan permainan untuk sistem operasi Android. Keberhasilan ini akan semakin memotivasi kami mengembangkan game lain yang tidak hanya menghibur pengguna, tapi juga mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia,” ungkapnya kemarin.

AGD merupakan komunitas game yang berdomisili di AMIKOM. Anggotanya memiliki ketertarikan khusus di bidang pengembangan game. Komunitas ini berdiri pada 20 Januari lalu dan hingga Agustus ini sudah menghasilkan dua game. Selain Panjat Pinang, sebelumnya ada game Jumping Granny. AGD saat ini sedang melakukan pembuatan game lainnya dan rencananya dirilis Oktober mendatang.

“Kami berharap AGD tetap fokus pada kualitas, skill, serta mampu menghasilkan game yang dikenal oleh dunia,” kata Ketua AGD STMIK AMIKOM Yogyakarta Agus Tri Hariyanto. (priyo setyawan/koran si)(//rfa)

Sumber: Okezone

Satelit Produksi Indonesia LAPN A2


Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berhasil menyelesaikan Satelit Lapan A2 yang merupakan suksesor dari Satelit Lapan Tubsat. Jika sebelumnya pembangunan Lapan Tubsat dilakukan di Technische Universitat Berlin, Jerman, maka untuk penggarapan Lapan A2 sepenuhnya dilakukan di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat.

“Pokoknya Lapan A2 100 persen buatan dalam negeri, proses pengerjaan sudah rampung dan rencananya sama seperti pendahulunya satelit ini akan kita luncurkan menggunakan roket dari Sriharikota, India,” ujar Suharmanto, Kepala Pusat Teknologi Satelit Lapan ketika di temui di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/8/2012).

Menurut Suharmanto, Lapan A2 memiliki keunggulan sensor dibanding Lapan Tubsat. Hal ini dapat dilihat bagaimana Lapan A2 memiliki tiga fungsi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir. Satelit dengan sensor Automatic Identification System (AIS) ini dipercaya dapat melakukan identifikasi terhadap kapal yang akan melintasi wilayah jangkauan Lapan A2.

“Harapan kami Lapan A2 dapat menjadi solusi untuk melakukan pemantauan lalu lintas wilayah laut Indonesia,” kata Suharmanto.

Satelit dengan bobot 78 kilogram ini akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari, dengan kisaran 20 menit perputarannya. Pada orbit AIS, Lapan A2 memiliki radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari maksimum 2000 kapal dalam satu daerah cakupan.

Lapan A2 yang akan mengorbit secara ekuatorial nantinya akan menjadi satelit pemantauan bumi pertama di dunia yang memiliki orbit ekuatorial. “Meskipun Indonesia masih merupakan pendatang baru di teknologi antariksa, namun adanya Lapan A2 seperti menjadi awal baru perkembangan dunia satelit di Indonesia,” ucap Suharmanto.

Sumber: Kompas

Minggu, 22 Januari 2012

Mengenal konstruksi sosro bahu

Pernah pergi ke Filipina? Pernah melewati jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni ruas Vilamore-Bicutan? Berbanggalah, karena berarti Anda pernah melewati buah karya ciptaan anak bangsa! Ruas jalan tersebut menerapkan teknologi Sosrobahu yang ditemukan oleh Ir. Tjokorda Raka Sukawati untuk 298 tiang jalan-nya. Tidak hanya di Filipina, kita dapat menjumpai penerapan dari teknologi Sosrobahu di beberapa negara lainnya, seperti Malaysia, Thailand, Singapura, bahkan Amerika Serikat. Temuan Tjokorda digunakan insinyur Amerika Serikat dalam membangun jembatan di Seattle.
Apa sebenarnya teknik Sosrobahu itu?
Teknik Sosrobahu merupakan teknik konstruksi yang digunakan terutama untuk memutar bahu lengan beton jalan layang dan ditemukan oleh Tjokorda Raka Sukawati. Dengan teknik ini, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya, dan kemudian diputar 90° sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas di jalanan di bawahnya.
Teknik ini dianggap sangat membantu dalam membuat jalan layang di kota-kota besar yang jelas memiliki kendala yakni terbatasnya ruang kota yang diberikan, terutama saat pengerjaan konstruksi serta kegiatan pembangunan infrastrukturnya tidak boleh mengganggu kegiatan masyarakat kota khususnya arus lalu-lintas dan kendaraan yang tidak mungkin dihentikan hanya karena alasan pembangunan jalan.
Siapa penemunya?

Beliau bernama Tjokorda Raka Sukawati. Lahir di Ubud Bali, 3 Mei 1931, adalah seorang insinyur Indonesia yang menemukan konstruksi Sosrobahu, yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya. Tjokorda meraih gelar insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung 1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1996. Beliau meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta itulah teknologi Sosrobahu ditemukan. Tjokorda yang juga pendiri Fakultas Teknik Universitas Udayana sekarang telah pensiun dari PT. Hutama Karya, namun masih tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi sebelumnya. Kini beliau tinggal di kampung halamannya di Ubud, Bali dengan mengajar di jenjang Pascasarjana Bidang Teknik Sipil Universitas Udayana.
Inspirasi dari dongkrak hidrolik mobil
Pada tahun 1980-an, Jakarta yang memang sudah mengalami kendala kemacetan lalu lintas, banyak membangun jalan layang sebagai salah satu solusi meningkatkan infrastruktur lalu-lintas. Sebagai kontraktor saat itu, PT. Hutama Karya mendapatkan order membangun jalan raya di atas jalan by pass A. Yani di mana pembangunannya harus memastikan bahwa jalan itu harus tetap berfungsi.
Dengan permasalahan tersebut, para direksi Hutama Karya berdiskusi setelah mendapatkan order membangun jalan layang antara Cawang sampai Tanjung Priok sekitar tahun 1987. Persoalan rumit diurai, yang diperlukan untuk menyangga badan jalan itu adalah deretan tiang beton, satu-sama lain berjarak 30 meter, di atasnya membentang tiang beton selebar 22 meter. Batang vertikalnya (pier shaft) berbentuk segi enam bergaris tengah 4 meter, berdiri di jalur hijau. Hal ini tidak sulit, yang merepotkon adalah mengecor lengannya (pier head). Jika dengan cara konvensional, yang dilakukan adalah memasang besi penyangga (bekesting) di bawah bentangan lengan itu, tetapi bekesting itu akan menyumbat jalan raya di bawahnya. Cara lain adalah dengan bekesting gantung tetapi membutuhkan biaya lebih mahal.
Di tengah masalah itu, Ir. Tjokorda Raka Sukawati mengajukan gagasan dengan membangun tiangnya dulu dan kemudian mengecor lengannya dalam posisi sejajar dengan jalur hijau, setelah itu diputar membentuk bahu. Hanya saja kendalanya adalah bagaimana cara memutarnya karena lengan itu nantinya seberat 480 ton.
Inspirasi didapat Tjokorda ketika ia memperbaiki kendaraannya, hidung mobil Mercedes buatan 1974-nya diangkat dengan dongkrak sehingga dua roda belakang bertumpu di lantai yang licin karena ceceran tumpahan oli secara tidak sengaja. Begitu mobil itu tersentuh, badan mobil berputar dengan sumbu batang dongkrak. Satu hal yang ia catat, dalam ilmu fisika dengan meniadakan gaya geseknya, benda seberat apa pun akan mudah digeser. Kejadian tadi memberikan inspirasi bahwa pompa hidrolik bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan bila bertumpu pada permukaan yang licin, benda tersebut mudah digeser. Bayangan Tjokorda adalah menggeser lengan beton seberat 480 ton itu.
Kemudian Tjokorda membuat percobaan dengan membuat silinder bergaris tengah 20 cm yang dibuat sebagai dongkrak hidrolik dan ditindih beban beton seberat 80 ton. Hasilnya bisa diangkat dan dapat berputar sedikit tetapi tidak bisa turun ketika dilepas. Ternyata dongkrak tersebut miring posisinya. Tjokorda kemudian menyempurnakannya. Posisinya ditentukan persis di titik berat lengan beton di atasnya.
Untuk membuat rancangan yang pas, dasar utama Hukum Pascal yang menyatakan: “Bila zat cair pada ruang tertutup diberikan tekanan, maka tekanan akan diteruskan segala arah“. Zat cair yang digunakan adalah minyak oli (minyak pelumas). Bila tekanan P dimasukkan dalam ruang seluas A, maka akan menimbulkan gaya (F) sebesar P dikalikan A. Rumus itu digabungkan dengan beberapa parameter dan memberikan nama Rumus Sukawati, sesuai namanya. Rumus ini orisinil idenya karena sampai saat itu belum ada buku yang membahasnya sebab memang tidak ada kebutuhannya.
Masalah lain yang muncul ada variabelnya yang mempengaruhinya, di antaranya adalah jenis minyak yang digunakan yang tidak boleh rusak kekentalannya (viskositas). Urusan minyak menjadi hal yang krusial karena minyak inilah yang meneruskan tekanan untuk mengangkat beton yang berat itu.
Setelah semua selesai, Tjokorda mengerjakan rancangan finalnya yakni sebuah landasan putar untuk lengan beton yang dinamai Landasan Putar Bebas Hambatan (LBPH). Bentuknya dua piringan (cakram) besi bergaris tengah 80 cm yang saling menangkup. Meski tebalnya 5 cm, piring dari besi cor FCD-50 itu mampu menahan beban 625 ton.
Ke dalam ruang di antara kedua piringan itu dipompakan minyak oli. Sebuah seal (penutup) karet menyekat rongga di antara tepian piring besi itu untuk menjaga minyak tak terdorong keluar, meski dalam tekanan tinggi. Lewat pipa kecil, minyak dalam tangkupan piring itu dihubungkan dengan sebuah pompoa hidrolik. Sistem hidrolik itu mampu mengangkat beban beban ketika diberikan tekanan 78 kg/cm2. Angka ini sebenarnya angka misteri bagi Tjokorda saat itu.
Secara teknik penemuan itu belum diuji coba karena waktu yang terbatas, namun ia yakin temuannya itu bisa bekerja. Tjokorda bahkan berani bertanggungjawab bila lengan beton jalan layang itu tidak bisa berputar.
Pada tanggal 27 Juli 1988 pukul 10 malam waktu setempat (Jakarta), pompa hidrolik dioperasikan hingga titik tekan 78 kg/cm2. Lengan pier head itu, meskipun bekesting-nya telah dilepas, mengambang di atas atap pier shaft lalu dengan dorongan ringan sedikit saja, lengan beton raksasa itu berputar 90 derajat.
Ketika pier shaft itu sudah dalam posisi sempurna, secara perlahan minyak dipompa keluar dan lengan beton itumerapat ke tiangnya. Sistem LPBH itu dimatikan sehingga perlu alat berat untuk menggesernya. Namun demikian karena khawatir kontruksi itu bergeser, Tjokorda memancang delapan batang besi berdiameter 3,6 cm untuk memakupier head ke pier shaft lewat lubang yang telah disiapkan. Kemudian satu demi satu alat LBPH itu diterapkan pada kontruksi beton lengan jembatan layang yang lain.
Penamaan Sosrobahu dan pemberian paten
Pada pemasangan ke-85, awal November 1989, Presiden Soeharto ikut menyaksikannya dan memberi nama teknologi itu Sosrobahu yang diambil dari nama tokoh cerita sisipan Mahabharata. Sejak itu LBPH tersebut dikenal sebagai Teknologi Sosrobahu.
Temuan Tjokorda digunakan insinyur Amerika Serikat dalam membangun jembatan di Seattle. Mereka bahkan patuh pada tekanan minyak 78 kg/cm2 yang menurut Tjokorda adalah misteri ketika menemukan alat LBPH Sosrobahu itu. Tjokorda kemudian membangun laboratorium sendiri dan melakukan penelitian dan hasilnya berupa perhitungan susulan dengan angka teknis tekanan 78,05 kg/cm2, nyaris persis sama dengan angka wangsit yang diperolehnya sebelum itu.
Hak paten yang diterima adalah dari pemerintah Jepang, Malaysia, Filipina. Dari Indonesia, Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek mengeluarkan patennya pada tahun 1995 sedangkan Jepang memberinya pada tahun 1992. Saat ini teknologi Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura.
Teknologi Sosrobahu ini dikembangkan menjadi versi ke-2. Bila pada versi pertama memakai angker (jangkar) baja yang disusupkan ke beton, versi keduanya hanya memasang kupingan yang berlubang di tengah. Lebih sederhana dan bahkan hanya memerlukan waktu kurang lebih 45 menit dibandingkan dengan yang pertama membutuhkan waktu dua hari. Dalam hitungan eksak, konstruksi Sosrobahu akan bertahan hingga 100 tahun (1 abad).
Menurut Dr. Drajat Hoedajanto pakar struktur dari Institut Teknologi Bandung, Sosrobahu pada dasarnya hanya metode sangat sederhana untuk pelaksanaannya (memutar bahu lengan beton jalan layang). Sistem ini cocok dipakai pada elevated toll road (jalan tol layang dalam kota) yang biasanya mengalami kendala lalu lintas dibawahnya yang pada. Sosrobahu terbukti bermanfaat dalam proses pembangunan jalan layang, sangat aplikatif, teruji baik teknis dan ekonomis.
Sumber:
GATRA, Hutama Karya, Pikiran Rakyat

Sabtu, 21 Januari 2012

Karya Hebat anak bangsa

1.Panser Anoa

Namanya terilhami dari mamalia khas Sulawesi, Anoa tampilannya tidak kalah dengan buatan Eropa. Kelahirannya disiapkan untuk mewujudkan kemandirian di bidang alutsista oleh Departemen Pertahanan dan PT Pindad. Panser beroda 6 ini mampu melaju hingga kecepatan 90 Km/jam. Mampu melompati parit selebar satu meter dan menanjak dengan kemiringan sampai dengan 45 derajat. Panser ini dilapisi baja anti peluru yang apabila diberondong dengan AK47 atau M-16 dijamin tidak akan tembus.




2. Pesawat Gatotkaca N-250


Pesawat ini adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT. Dirgantara Indonesia) Diluncurkan tahun 1995. Kode N artinya Nusantara, menunjukan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industry penerbangan di Indonesia. Pesawat ini diberi nama Gatotkaca dan primadona IPTN merebut pasar kelas 50-70 penumpang.






3. KRI-Krait-827



Kapal perang ini merupakan hasil saling tukar ilmu antara TNI AL lewat fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan) Mentigi dan PT Batan Expressindo Shipyard (BES), Tanjung Guncung. Dikerjakan selama 14 Bulan dan 100 % ditangani oleh putra-putri Indonesia. Berbahan baku aluminium, bertonase 190 DWT dengan jarak jelajah sekitar 2.500 Mil. Dilengkapi dengan radar dengan jangkauan 96 Nautical Mil (setara 160 Km) dengan system navigasi GMDSS area 3 dengan kecepatan terpasang 25 Knots
4. Smart Eagle II (SE II)

.  Merupakan Prototype pertama UAV (Unman Aerical Vehicle) yang dibuat PT. Aviator Teknologi Indonesia guna kepentingan intelegen Indonesia. SE II menggunakan mesin 2 tak berdiameter 150cc, mampu terbang hingga 6 Jam. Dilengkapi dengan colour TV Camera. Mampu beroperasi dimalam hari dengan menggunakan Therman Imaging (TIS) kamera untuk opsi penginderaannya.


5. Mobil Arina-SMK


Mobil ini dirancang menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin 150cc, 200cc dan 250cc. Konsumsi bensin hanya 1 liter untuk 40 km. Panjang 2,7 meter, lebar 1,3 meter dan tinggi 1,7 meter sehingga bisa masuk jalan dan gang yang sempit. Dinamakan Arina-SMK karena pembuatannya bekerja sama dengan Armada Indonesia (Arina) dengan siswa-siswa SMK.

6 senjata baru buatan Indonesia




Patutlah Kita Bangga Terhadap Indo Yang Sedang Maju Dibidang militer




7. Chip Asli Buatan Indonesia



Chipset Wimax Xirka, sebuah chip yang dibuat oleh orang Indonesia asli, Bukan usaha mudah memang membuat chip dengan kompleksitas yang cukup tinggi. Xirka yang dikawal beberapa engineer Indonesia ini mulai dikembangkan pada 2006. Chipset ini terdiri dari dua spesifikasi, yakni Chipset Xirka untuk Fixed Wimax dan Chipset Xirka untuk Mobile Wimax. Untuk fixed wimax telah diluncurkan pada Agustus tahun ini. Sedangkan mobile wimax rencananya diluncurkan pada quartal keempat 2009.Produk asli buatan Indonesia ini diluncurkan langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Kusmayanto Kadiman. Beliau menjelaskan, seluruh komponen di dalam Xirka merupakan buatan Indonesia. Operator yang memberikan layanan Wimax wajib menggunakan Xirka.

8. PC TABLET WAKAMINI
Wakamini adalah komputer tablet seratus persen buatan Indonesia dengan harga yang bisa dijangkau siapapun, Rp3.599.000. Dari sisi layarnya, desain komputer tablet lokal ini tergolong unik yang dapat diputar 180 derajat, berukuran 10 inchi dan memiliki empat varian warna; coklat, merah, hitam dan biru. Sistem operasinya menggunakkan Windows 7 Home Premium dan Ultimate, dengan layar sentuh. Wakamini dibekali dengan prosesesor Intel Atom N450 berkecepatan 1,66 Ghz,RAM (Random Access Memory) sebesar 1 GB DDR2, Ruang penyimpanan 250 GB, sedangkan bobotnya 1,35 KG dengan Wifi "4 in 1″ card reader dan 1,3 MP Webcam dengan batrai berdaya tahan tiga jam.Sementara Wakatobi berukuran lebih mungil dan didesain untuk anak-anak, hanya 8,9 inchi. Desain layarnya juga unik, demikian pula harganya yang cukup menarik Rp2,999.000 per unit atau termurah di kelasnya. Tapi berbeda dari saudaranya, Wakatobi tidak mendukung fitur multi touch. Prosesor Wakatobi adalah Intel Atom N270 berkecepatan 1,6 Ghz, dengan RAM 1 GB DDR2. Bobotnya hanbya 1,25 kg

.9. ROBOT TEMPUR

Lembaga Pengkajian Teknologi (Lemjitek) TNI AD, Karangploso, Kabupaten Malang, mampu menciptakan robot tempur.

prototype robot tempur ini sudah beberapa kali diujicobakan,dan mampu menempuh jarak hingga 1 km dari pusat kendali. "Ukurannya 1,5 m kali 0,5 m dengan berat sekitar 100 kg. Robot ini memiliki mesin penggerak dua roda,dan mampu mengangkut beban hingga sekitar 150 kg, kecepatan maksimalnya bisa mencapai 60 km/jam," terangnya. Robot yang diciptakan pada tahun 2009 dan belum memiliki nama ini, digerakkan dengan tenaga listrik dari dua baterei yang tersimpan di dalam bodi robot.


Dua baterei ini memiliki kekuatan 36 volt yang berfungsi untuk penggerak, dan 12 volt untuk sistem kontrolnya. Gunawan mengaku, kondisi robot ini belum sepenuhnya sempurna karena baru selesai proses perakitannya, kemungkinan masih sekitar 70-80% dari kondisi ideal yang diinginkan.


10. PELURU KENDALI

Walaupun, roket RX-420 masih jadi pertimbangan Departemen Pertahanan, apakah mampu menjadi salah satu senjata penangkal di darat yang dapat diandalkan sehingga, Indonesia tidak memerlukan armada kapal atau senjata perang lainnya, selain faktor biaya yang dominan besar.
ide produksi rudal dalam negeri mulai tercetus tahun 2005. Dana sebesar Rp 2,5 miliar digelontorkan untuk proyek pembuatan rudal pada tahun itu, dan bila itu terwujud Dephan akan menggandeng PT Pindad Indonesia, pabrik senjata dalam negeri yang melakukan penelitian hulu ledak kaliber 122 milimeter. Saat ini, LAPAN telah berhasil meluncurkan roket dengan kekuatan jarak tempuh 100 kilometer, dan memiliki kecepakatan luncur awal 4 kali kecepatan suara.

http://www.klipingonline.co.cc/2011/05/karya-hebat-anak-bangsa-10-peralatan.html

sumber : http://blog.esdoger.com/2011/05/karya-hebat-anak-bangsa-10-peralatan.html#ixzz1k5ubpLIR

ARTIKEL TERKAIT
Petani-kembangkan-beras-khusus-nasi goreng
indonesia-segera-miliki-kapal-perang.Canggih


Selasa, 17 Januari 2012

Petani Kembangkan Beras Khusus Nasi Goreng

Petani Mlatiharjo, Kabupaten Demak, sejak tahun 2003 mengembangkan padi varietas baru, di antaranya beras khusus untuk nasi goreng.

Lurah Mlatiharjo Hery Sugiartono saat ditemui di sela acara "workshop dan FGD Mengembangkan Kisah Sukses Penguatan Sistem Inovasi" di Semarang, Selasa (17/1/2012), mengatakan, pengembangan beras khusus nasi goreng tersebut karena untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Tidak hanya beras khusus nasi goreng, tambah Hery, petani juga akan mengembangkan beras untuk kebutuhan rumah makan dan restoran elit.

"Kalau restoran Jepang biasanya membutuhkan beras yang seperti ketan, beda kebutuhan untuk beras yang dibuat untuk nasi goreng," katanya.

Hasil pengembangan padi varietas baru, saat ini sudah ada delapan varietas dan tahun ini akan dilakukan uji multilokasi sebagai syarat pelepasan varietas.

"Nama varietasnya Galur Harapan 1 sampai 8. Jadi ada delapan varietas yang diuji. Untuk dapat menjadi varietas baru harus diuji di antaranya bibit padi harus ditanam di delapan lokasi dalam dua kali musim tanam," katanya.

Setelah melalui uji multilokasi dan dinyatakan lolos, lanjut Hery, baru diajukan ke Kementerian Pertanian untuk pengajuan nama varietas yang nantinya juga akan melalui sidang komisi pelepasan varietas.

Keunggulan dari padi varietas yang baru di antaranya aromatik (saat ini baru beraroma pandan dan akan dikembangkan aroma melati), produktivitas tinggi, dan tahan terhadap serangan hama.

Saat ini, petani di daerah Mlatiharjo sudah berhasil mengembangkan padi dengan varietas baru dengan luas tanam sekitar 10 hektar.

Hery yang juga merupakan Ketua Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Demak ini mengaku meskipun belum melewati uji pelepasan varietas, saat ini dari delapan calon varietas yang ada sudah ada dua calon varietas yang dipasarkan ke masyarakat.

"Saat ini dua varietas yang sudah dipasarkan ke masyarakat telah diberi merek yakni Melati dan Sulthan," katanya.

Harga beras pun lebih tinggi, misalnya untuk daerah Jakarta beras merek Sulthan Rp 15.000 per kilogram dan beras Melati harganya Rp 12.000 ribu per kilogram. Sementara harga beras di gudang lebih murah yakni beras merek Sulthan Rp 12.000 perkilogram dan beras merek Melati Rp 15.000 per kilogram.

Sumber :ANT


Film Serial Animasi “Historia Kelana” Karya Putra Cimahi Segera Ditayangkan TV

Film serial animasi berjudul Historia Kelana, hasil karya putra-putra Kota Cimahi akan segera ditayangkan di sejumlah stasiun tv dan ikut meramaikan siaran tv kartun yang selama ini dikuasai produk-produk luar negeri seperti Jepang, AS hingga Malaysia.
“Film ini sudah tersedia dalam 13 episode. Rencananya Kamis besok akan ditayangkan di Global TV. Berikutnya akan menyusul RCTI, MNC TV dan TVRI ikut menayangkan,” kata Ketua Cimahi Creative Association Rudy Suteja seusai Apresiasi Inovasi Indonesia 2011 yang digelar Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama sejumlah kementerian lain di Jakarta, kemarin.
PT Baros Creative Partner yang dipimpinnya baru saja mendapat penghargaan di subkategori Wirausaha Baru pada kategori Technopreneurship Awards atas prestasinya berjuang mendirikan studio animasi dan mengembangkan karya-karya animasi.
Historia Kelana, urainya, berkisah tentang sejarah nusantara, dari mulai masuknya Hindu, masuknya Islam, era penjajahan hingga kemerdekaan yang durasi setiap serialnya sepanjang 24 menit.
Rudy Suteja mengakui, film animasi ini bisa ditayangkan di tv nasional berkat perhatian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang membiayai operasional produksi film tersebut hingga membiayai jam tayang.
Sebelumnya Baros hanya memiliki sumber daya manusia, namun kemudian Kementerian Perindustrian, Kementerian Ristek dan Pemerintah Kota Cimahi membantu berbagai fasilitas peralatan untuk pembuatan film animasi.
Sebelumnya ia mengaku sedih saat ini tv-tv nasional hanya menayangkan produk-produk animasi asing, sementara produk animasi dalam negeri sulit mendapat tempat sehingga sulit berkembang.
Menurut dia penyebabnya adalah ketidakseimbangan antara biaya produksi yang harus dikeluarkan produsen animasi dalam negeri misalnya Rp70 juta, sementara stasiun tv hanya mau membayar Rp15 juta.
Ia menegaskan, produsen animasi Indonesia sebenarnya sudah mampu membuat banyak film animasi yang tak kalah kreatif dengan animasi dari luar negeri, namun karena berbagai hambatan mereka akhirnya menjual produknya di luar negeri, itupun dalam bentuk pesanan.
“Singapura misalnya, memesan produk animasi kami dengan harga murah, lalu Singapura menjualnya ke AS dengan harga yang sudah berlipat-lipat kali,” katanya.
(D009/A011)
Sumber: ANT

Indonesia Segera Miliki Kapal Perang Canggih “Trimaran”

Indonesia segera memiliki satu kapal perang canggih berpeluru kendali “Trimaran” yang merupakan produk dalam negeri.
“Kapal ini terbuat dari serat karbon, dengan kecepatan 35 knot dan dipersenjatai peluru kendali yang memiliki jarak tembak 120 kilometer,” kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin usai meninjau industri kapal dalam negeri PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.
Ia mengatakan, dalam lima bulan mendatang kapal perang canggih yang merupakan prototipe itu langsung bisa dioperasionalkan memperkuat jajaran armada tempur TNI Angkatan Laut.
“TNI Angkatan Laut memesan empat unit kapal, dan dalam lima bulan mendatang sudah jadi satu kapal perang `Trimaran`, sedangkan tiga unit lainnya akan segera dibangun secara bertahap hingga 2014,” kata Sjafrie menambahkan.
Satu unit kapal “Trimaran” dihargai sekitar Rp114 miliar yang diambil dari APBN 2011.
“Jika proyek pengadaan ini berhasil maka ini merupakan sejarah bagi Indonesia karena telah berhasil membuat kapal perang dengan komposit serat karbon, dan ini akan dipatenkan dan diekspor ke luar negeri,” kata Sjafrie.
Direktur PT Lundin Industry Invest, John Lundin, mengatakan pihaknya telah melakukan ujicoba terhadap kapal dengan panjang sekitar 62,52meter tersebut.
“Ini merupakan kapal `Trimaran` pertama yang dibuat dari serat karbon. Amerika pernah membuat kapal sejenis dengan panjang 120 meter namun dari bahan alumunium atau baja.
Komposit serat karbon juga telah digunakan untuk pembuatan pesawat airbus Boeing-777 dan mobil formula 1. Ketahanannya 20 kali lebih kuat dibandingkan baja.
Kapal cepat berpeluru kendali itu memiliki panjang keseluruhan 62,53 meter, panjang “water line”, 50,77 meter panjang “water draft” 1,17 meter, bobot mati 53,1 GT, kecepatan maksimum 30 knot, kecepatan jelajah 16 knot, dengan mesin utama 4X marine engines MAN nominal 1.800 PK.
Sumber: ANT

Robot Reog Siswa SMPN 1 Surabaya Juara Internasional

Membutuhkan waktu 37 hari atau satu bulan lebih seminggu untuk menciptakan robot Reog Ponorogo. Rizky Alzandi Barik, siswa SMPN I Surabaya dengan tekun merangkai sendiri komponen robot sehingga menjadi juara internasional.
Rizky menjadi juara dalam International Robot Olympiad (IRO) 2011 yang diikuti 13 negara di Jakarta, 15-18 Desember. Di ajang yang sudah digelar untuk ketiga belas kalinya itu, ia meraih medali perunggu.
“Saya habis uang Rp 6 juta untuk membeli komponennya. Yang mahal itu motor servo karena berfungsi sebagai organ vital robot,” urai Rizky yang harus mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) susulan karena berjuang di level internasional.
Sebanyak 11 motor servo dibeli untuk menjadikan robot seolah seperti penari reog beneran. Masing-masing motor ini seharga Rp 275.000. Sementara ada satu motor khusus kepala yang bisa gela-gelo (geleng-geleng) seharga Rp 600.000.
Putra pasangan Zainal Arifin dan Elly Yulia Hidayati ini harus menguras tabungan agar bisa membuat robot. “Uangnya dari tabunganku. Saya memang suka sekali robot,” kata siswa kelas IX yang juga jago komputer ini, Rabu (21/12).
Sebelum menciptakan robot Reog Ponorogo, Rizky sempat berpikir membuat robot lain yang sama-sama bernuansa tradisional. Awalnya ingin robot dengan nuansa gamelan, tetapi sulit menentukan sosok robotnya.
Rizky tampil total dalam ajang ini, termasuk memakai kostum reog saat penampilan di depan juri dari Portugal, China dan Indonesia.
“Karena robot reog, saat tampil di kompetisi robot internasional di Jakarta, saya juga pakai kostum reog lengkap. Sampai udeng saya kebesaran,” ujar Rizky sambil tertawa.
Robot buatan Rizky tampil memukau selama tiga menit. Tampil persis seperti penari Reog Ponorogo. Begitu musik reog dibunyikan dengan suara khas terompetnya, robot ini bisa menari dengan kepala merak meliuk-liuk.
“Saya ambil budaya asli Indonesia ini karena pernah diklaim Malaysia. Saya beli kostum dan topeng reog yang ada meraknya itu langsung di Ponorogo,” lanjutnya.
Meski baru juara tiga, Rizky setidaknya telah menyisihkan puluhan pelajar SMP dan SMA dari Indonesia dan negara lain. Selain tuan rumah Indonesia, ajang ini juga dikuti antara lain, Korea Selatan, China, Amerika, Singapura, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Australia, Selandia Baru.
Bocah yang sebelumnya juara I atau medali emas kompetisi robot nasional itu juara tiga kategori Indonesiana. Nomor ini ada karena kompetisi robot internasional itu digelar di Indonesia.
Robot reog hanya kalah dari robot ondel-ondel dan wayang buatan siswa Jakarta. Itupun karena siswa Jakarta unggul dalam dukungan penonton. Maklum lah ajang itu digelar di ibukota. ”Saya masuk di nomor Indonesiana yang diikuti sekitar 16 tim,” jelas Rizky.
Muhammad Syaiful Aziz, pembimbing Rizky yang mahasiswa PENS ITS mengaku kaget dengan kecerdasan Rizky. “Dia mampu memprogram musik reog dan langsung diikuti gerak robot menari,” ungkap Aziz.
“Prestasi Rizky memberi nilai tersendiri bagi sekolah. Prestasi ini harus menjadi motivasi siswa yang lain untuk terus berprestasi hingga tingkat internasional,” kata Kepala SMPN 1 Surabaya, Muchtar. (faiq nuraini)
Sumber: Surya, Tribunnews

Genta Nada “Made in Depok” Terbaik di Dunia

Kerajinan Genda Nada memang banyak dijual dimana-mana, mulai dari pasar sampai mal. Namun ditangan Abdul Madjid Gangga, genta nada dapat menjadi sesuatu kerajinan atau benda seni yang bernilai jutaan rupiah.
“Ini bukan genta nada sembarangan, ini kerajinan windchime (lonceng angin), satu-satunya di dunia. Dimana genta nada ini bisa menghasilkan suara musik etnis Indonesia, beda dengan genda nada umumnya yang asal bunyi teng-teng atau tok-tok, ini persis suara musik asli budaya etnis Indonesia,” kata Abdul.
Abdul mengaku sejak 2002-2011 genta nada buatan tangannya sudah terjual ribuan buah, tidak hanya di dalam negeri tapi sudah sampai ke Italia, Kanada, Afrika Tengah dan negara-negara Eropa lainnya.
“Harga genta nada buatannya paling murah di jual Rp 750.000 dan yang termahal saat ini Rp 15.000.000 per unitnya. Padahal modal produksi untuk yang paling mahal saja tidak sampai Rp 5.000.000,” ungkapnya.
Kenapa Abdul berani mematok harga selangit untuk produk kerajinannya. Dia bilang, kerajinan genta nada ini langka dan dia berani mengklaim produk genta nada buatannya merupakan yang terbaik di dunia saat ini. Hal itu ditunjukkannya dengan diraihnya The Real Windchime Gold Award 2010.
“Ini prestasi yang sulit digapai, dan yang memberikan penghargaan merupakai organisasi dunia, bukan sembarangan,” jelasnya.
Memang, saat terpa angin, genta nada ini bergoyang dan mengeluarkan suara alunan musik yang sangat khas yakni etnis asli Indonesia.
“Genta nada saya ada yang menghasilkan nada khas etnis Sunda, Jawa, Bali, Melayu, Cirebon, Mandarin, Hindu, Padang, sampai Blues,” ungkapnya.
Bahkan dirinya bisa menciptakan genta nada dari musik etnis Indonesia manapun sesuai pesanan konsumennya asal dia di kasihkan lagu yang benar-benar etnis budaya Indonesia.
“Tidak sampai sebulan genta nada pesanan konsumen sesuai etnis pilihannya jadi. Kenapa harus lagu etnis budaya Indonesia? Karena saya ingin mengangkat budaya etnis Indonesia,” ucapnya.
Selain itu kata, Abdul, membuat genta nada seperti buatannya sangat sulit, perlu kepekaan kuping dan perasaan serta pengalaman dan pengetahuan tentang nada.
Dirinya mampu menciptakan genta nada khas karena lama di musik. Berawal dari lulusan Yayasan Musik Indonesia pada 1980, bapak 4 (empat) putra, Reinaldo (27), Pandu (14), Reno (13) dan Dede Dermawan (1,5) ini pun merupakan ahli dalam menyetel nada piano.
“Keahlian men-stel piano pun saya dapatkan dari belajar otodidak, yakni membongkar dan men-service sendiri piano saya, dan ilmu menciptakan genta nada ini hanya mau saya tularkan kepada anak dan cucu, ini ilmu keluarga, ” ujarnya.
Tidak sampai disitu, Abdul juga belajar lama dengan ahlinya piano, yakni Prof Richard. Kenapa bisa lari ke genta nada?
“Ya saya seorang penghayal, saya menghayal genda di depan teras rumah bisa menghasilkan nada-nada indah tidak sekedar asal bunyi, lalu saya berinisiatif kenapa tidak saya coba,” ujarnya lagi.
Akhirnya dengan usaha yang keras dan melakukan percobaan berkali-kali, mulai dari menggunakan bambu, besi dan banyak bahan lainnya, akhirnya terpilih genta nada berbahan dari almunium.
“Saya menjamin konsumen yang beli akan puas dengan suaranya. Bahkan suaranya tidak akan berubah seumur hidup walaupun salah satu almunium ada yang penyok,” yakinnya.
Bahkan Abdul bilang, mitra bisnisnya banyak yang menjual lagi produknya dengan harga lebih tinggi. “Dari saya Rp 5.000.000 dia jual lagi Rp 15.000.000. Besar sekali kan untungnya?,” katanya.
Dalam setahun tak kurang dari Rp 250 juta-Rp 500 juta per tahun keuntungan bersih yang ia kantongi. Abdul pun terbuka jika ada yang mengajak kerjasama, baik memenuhi pesanan, maupun membuka showroom genta nada di daerah mana pun di Indonesia.
Jika ada yang berminat bisa datang ke sentra genta nada miliknya di Depok. Abdul juga membuka stand di sentra UKM di Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan dan di Cilandak Town Square.
Sentra Genta Nada
Abdul Madjid Gangga
Jl. Raya Cinangka Gg Madu RT 05/04 No 5 Sawangan, Depok 15617
Sumber: detikFinance


Busana Muslim Indonesia Jadi Terfavorit di Paris

12 desainer Indonesia memamerkan karyanya di ajang Internasional Fair of the Muslim World Le Bourget Paris pada 18 desember lalu. Hasil karya mereka mendapat sambutan hangat dari penonton wanita dari berbagai negara.
Kedua belas desainer tersebut adalah, Anne Rufaidah,Dian Pelangi, Boyonz Ilyas, Hannie Hananto, Irna Mutiara, Jenny Tjahyawati, Malik Moestaram, Merry Pramono, Monika Jufry, Najua Yanti, Nieta Hidayani dan Nuniek Mawardi. Karya mereka mendapat pujian dari pembawa acara yang juga berprofesi sebagai komedian muslimah pertama di Paris, Samia Orosemane.
Orosemane menyatakan bahwa karya busana muslim asal Indonesia merupakan yang terbaik dan terfavorit. Komentar tersebut pun langsung mendapat tepuk tangan meriah dari para penonton.
“Perancang fesyen muslim Indonesia memiliki keragaman olah kreativitas dalam berkarya, mereka bahkan mampu menterjemahkan kekayaan etnik berupa batik, tenun, sasirangan dan sulaman Tasik menjadi bahasa global, sehingga menjadi ciri khas pembeda yang tiada duanya,” jelas Eka Shanty, Direktur Eksekutif IIFC.
Dalam siaran pers yang dilansir Union des Musulmans de France (Perkumpulan Muslim Perancis) disebutkan bahwa keberadaan Indonesia adalah sebagai negara kehormatan (L’Indonesie Pays D’Honneur). Ini merupakan salah satu pengakuan bahwa Indonesia memang pantas dijuluki kiblat fesyen muslim dunia.
Oleh karena itu pertunjukan pembuka (opening show) diberikan kepada Dian Pelangi sebagai desainer Indonesia yang dinilai mampu menginspirasi perkembangan fashion muslim di beberapa negara Islam di dunia. Selain Indonesia, hadir pula perancang busana asal Paris, Uni Emirat Arab, Tunisia, Inggris dan Belgia .
Tidak hanya peragaan busananya saja yang menarik perhatian masyarakat Paris, pameran busana muslimnya juga mendapat tanggapan yang luar biasa. Sejak dibuka mulai tanggal 17-19 Desember 2011, pameran yang baru pertama kali di gelar di Paris ini berhasil dikunjungi sekitar 100.000 pengunjung muslim dari berbagai penjuru Eropa.
Paviliun Indonesia yang terletak di area utama Hall 4 Le Bourget Exhibition Center mendapat sambutan antusias warga muslim di Paris. Hampir semua koleksi busana karya perancang Indonesia terjual habis. Hasilnya, selama tiga hari berpameran total omzet yang diperoleh para desainer selama tiga hari adalah 15 ribu Euro atau sekitar Rp 200 jutaan.
Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Rezlan Ishar Jenie menyatakan sebagai negara berpopulasi muslim terbesar di Eropa, Perancis merupakan pintu gerbang mode yang strategis bagi pelaku fesyen muslim Indonesia. “Jika selama ini produk mode dari Paris hadir di Indonesia, kini sudah saatnya produk buatan Indonesia untuk tampil maksimal di pusat mode dunia dengan mengambil peluang pasar baru yaitu fesyen muslim,” jelasnya.
(eya/eya)
Sumber: wolipop

STMIK Amikom Persiapkan Film Animasi untuk Hollywood

Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer (STMIK) Amikom Yogyakarta mempersiapkan film animasi yang bercita rasa Hollywood dan siap memasuki pasar internasional.
Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer (STMIK) Amikom Yogyakarta Prof Dr Suyanto MM, mengatakan itu, Senin (16/1).
Film berjudul The Chronicle of Java yang bertutur kepahlawanan Aji Saka itu kini pada tahapan praproduksi.
Upaya untuk menembus Hollywood itu menunjukkan titik terang. Saat ini sudah ada penanganan yang lebih maju sehingga diharapkan Maret mendatang sudah memasuki masa produksi.
Untuk pembuatan film tersebut melibatkan pula editor, pengisi suara, dan lainnya dari luar negeri.
Hal itu dimaksudkan agar film tersebut benar-benar memiliki cita rasa Hollywood yang sesuai dengan selera masyarakat luas, sehingga akan laku di pasaran.
Namun, Suyanto enggan menyebutkan biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk pembuatan film tersebut. (AU/OL-5)
Sumber: Media Indonesia

Senin, 16 Januari 2012

Merry Riana: Jadi Miliarder di Usia Muda

Saat usianya menginjak 20 tahun, Merry Riana (31) punya mimpi. Dia ingin sebelum berusia 30 tahun sudah mendapatkan ”kebebasan” finansial.
Mimpi itu terwujud. Hanya setahun setelah dia bekerja, tepatnya di usia 23 tahun, Merry sudah berpenghasilan 220.000 dollar Singapura. Kira-kira sekitar Rp 1,5 miliar dengan nilai tukar saat ini. Setahun berikutnya, yaitu pada tahun 2004, dia mendirikan perusahaan Merry Riana Organization (MRO). Dua tahun berikutnya di usia 26 tahun, penghasilan totalnya mencapai 1 juta dollar Singapura -sekitar Rp 7 miliar.
Popularitas Merry melesat. Dia banyak diberitakan media massa di Singapura sebagai miliarder di usia muda. Lho, Singapura?
Meski lahir di Jakarta dari orangtua yang warga Indonesia, Merry mengawali karier sebagai konsultan keuangan, pengusaha, dan menjadi motivator di Singapura. Sejak lulus SMA, anak pertama dari tiga bersaudara ini ”mengungsi” ke Negeri Singa.
Ketika bertemu di Central Park, Jakarta, Minggu (10/7/2011)lalu, beberapa jam sebelum kembali ke Singapura, Merry bercerita sambil mengingat kembali perjalanan hidupnya. Pekan lalu, selama tiga hari, Merry ada di Indonesia untuk menjadi pembicara atas undangan sebuah perusahaan di Semarang, Jawa Tengah.
”Ya, sudah lama juga saya di Singapura. Meski rencana kembali ke Indonesia belum terlaksana, setidaknya pada tahun ini saya lebih sering datang ke Indonesia karena lebih banyak kegiatan yang dilaksanakan di sini,” kata Merry.
Kerusuhan 1998
Perjalanan hidup Merry di Singapura berawal ketika terjadi kerusuhan besar di Jakarta tahun 1998. Cita-cita untuk kuliah di Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti buyar karena kejadian tersebut. Orangtua Merry kemudian memutuskan mengirimkan putrinya ke Singapura dengan alasan keselamatan.
”Waktu itu rasanya seperti ada dalam film perang. Saya diminta pergi agar saya selamat,” kata Merry merasakan kesedihan yang terjadi 13 tahun lalu.
Tanpa persiapan yang memadai untuk kuliah di luar negeri, Merry sempat gagal dalam tes bahasa Inggris di Nanyang Technological University. Tanpa persiapan bekal dana yang memadai pula, Merry meminjam dana dari Pemerintah Singapura. Tak hanya untuk biaya kuliah, tetapi juga untuk hidup sehari-hari. ”Utang saya totalnya 40.000 dollar Singapura,” kata Merry.
Dengan uang saku hanya 10 dollar per minggu, hidupnya harus superhemat. Untuk makan, misalnya, Merry lebih sering makan roti atau mi instan, atau bahkan berpuasa.
Ketika menyadari hidupnya tak berubah meski sudah memasuki tahun kedua kuliah, Merry mulai membangun mimpi. ”Saya membuat resolusi ketika ulang tahun ke-20. Saya harus punya kebebasan finansial sebelum usia 30. Dengan kata lain, harus jadi orang sukses. The lowest point in my life membuat saya ingin mewujudkan mimpi tersebut,” ujar Merry.
Meski sudah ada mimpi dan didukung semangat, Merry belum menentukan cara mewujudkannya. Pikirannya baru terbuka setelah magang di perusahaan produsen semikonduktor.
Dari pengalaman ini, Merry melakukan hitung-hitungan, seandainya dia menjadi karyawan perusahaan seusai kuliah. ”Dari perhitungan tersebut, ternyata saya baru bisa melunasi utang dalam waktu 10 tahun, tanpa tabungan. Kalau begitu caranya, mimpi saya tak akan terwujud,” kata Merry yang akhirnya memutuskan memilih jalan berwirausaha untuk mencapai mimpinya.
Karena tak punya latar belakang pendidikan dan pengalaman bisnis, Merry mengumpulkan informasi dengan mengikuti berbagai seminar dan melibatkan diri dalam organisasi kemahasiswaan yang berhubungan dengan dunia bisnis. Merry juga mencoba praktik dengan terjun ke multi level marketing meski akhirnya rugi 200 dollar.
Merry bahkan pernah kehilangan 10.000 dollar ketika memutar uangnya di bisnis saham. Mentalnya sempat jatuh meski dalam kondisi tersebut masih bisa menyelesaikan kuliah.
Tamat kuliah, barulah Merry mempersiapkan diri dengan matang. Belajar dari pengalaman para pengusaha sukses, dia memulai dari sektor penjualan di bidang jasa keuangan. Kerja kerasnya menjual berbagai produk keuangan, seperti tabungan, asuransi, dan kartu kredit, hingga 14 jam sehari mulai membuahkan hasil. Dalam waktu enam bulan setelah bekerja, Merry bisa melunasi utang pada Pemerintah Singapura. Tunai!
Kesuksesan lain pun datang. Karena kinerjanya, Merry bisa membentuk tim sendiri hingga akhirnya mendirikan MRO. Dengan penghasilan total 1 juta dollar Singapura di usia 26 tahun, ambisi Merry saat berusia 20 tahun terwujud.
Berbagi
Namun, seiring usia yang kian dewasa, menghasilkan uang hingga jutaan dollar bukan menjadi satu-satunya tujuan hidup Merry. Pengagum Oprah Winfrey ini lebih menikmati hidup ketika orang lain memperoleh kesuksesan seperti dia.
Pengalaman meraih sukses dibagikan kepada orang lain dengan berbagai cara, seperti menjadi pembicara di seminar, perusahaan, sekolah, serta melalui media seperti jejaring sosial, media massa, dan menulis buku.
Bersama timnya di MRO, Merry memiliki program pemberdayaan perempuan dan anak-anak muda. Anggota timnya di lembaga ini bahkan tergolong muda, berusia 20-30 tahun. ”Saya ingin menampung orang muda yang punya ambisi dan semangat seperti saya,” katanya.
Keinginannya untuk berbagi ini tak hanya dilakukan di Singapura. Pada ulang tahunnya ke-30, Merry membuat resolusi baru, yaitu memberi dampak positif pada satu juta orang di Asia, terutama di tanah kelahirannya, Indonesia.
Seperti MacGyver
Merry, yang sukses di bidang jasa keuangan dan kian sibuk dengan kegiatannya menjadi motivator, pernah punya cita-cita lain. Sewaktu kecil, anak sulung dari Suanto Sosrosaputro (62) dan Lynda Sanian (62) ini pernah punya keinginan untuk menjadi seperti sang ayah yang seorang insinyur elektro.
”Waktu kecil, kalau ditanya mau jadi apa, saya selalu jawab ingin seperti papa. Saya senang melihat papa mengutak-atik peralatan elektronik, seperti MacGyver,” kata Merry.
Cita-cita ini bahkan melekat hingga lulus SMA. Merry kuliah di Jurusan Teknik Elektro Nanyang Technological University setelah sebelumnya bercita-cita kuliah dengan jurusan yang sama di Universitas Trisakti.
Namun, perjalanan hidup Merry berubah. Meski bisa meraih gelar insinyur dalam waktu empat tahun, ilmu elektro yang dikuasainya tak terpakai dalam kariernya.
”Paling-paling dipakai di rumah. Kalau TV atau kulkas rusak, saya masih bisa memperbaiki, he-he-he. Tetapi, bukan berarti kuliah saya tak berguna. Semua proses yang saya jalani selama kuliah, telah membawa saya menjadi seperti sekarang ini,” kata Merry.
• Nama: Merry Riana
• Tempat tanggal lahir: Jakarta, 29 Mei 1980
• Nama suami: Alva Tjenderasa (31)
• Nama anak: Alvernia Mary Liu (2,5)
• Pendidikan: S-1 Teknik Elektro Nanyang Technological University, Singapura (1998-2002)
• Pekerjaan: Group Director Merry Riana Organization
• Penghargaan:
- Salah satu pengusaha terbaik di Singapura dari Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura (2008)
- Salah satu wanita paling sukses dan inspiratif dari Menteri Kepemudaan dan Olahraga Singapura (2010)
- Wanita paling inspiratif pada salah satu majalah bulanan Inspirational Woman Magazine (2011)
- Salah satu eksekutif paling profesional dari penampilan dan keahlian berkomunikasi dari surat kabar My Paper, Singapura (2010)
- Duta LG Asia, Watson, dan Canon (2010-2011)
Sumber: KOMPAS-Yulia Sapthiani

Henricus Kusbiantoro: Desainer Logo Kelas Dunia

Sebagai desainer merek, Henricus Kusbiantoro telah melahirkan banyak desain logo dan meraih sejumlah penghargaan internasional. Desain karyanya, antara lain, logo supremasi sepak bola Amerika Super Bowl 2011, The Emmy Awards, Samsung Beijing Olympics 2008, FIFA World Cup, Japan Airlines, Guggenheim Foundation dan Acura Automobile.
Penghargaan dari The Art Director’s Club New York, 365 AIGA, The New York Times dan Majalah Fortune merupakan pengakuan penting terhadap desain karya pria asal Bandung yang pernah berkenalan dengan mantan Presiden Peru Alejandro Toledo, sutradara film Steven Spielberg dan aktor Tom Hanks ini.
Henricus tak pernah menyangka dirinya bakal menjadi perancang grafis Indonesia pertama yang meraih penghargaan internasional paling berpengaruh: D&AD London Merit Award 2007. Penghargaan itu diraih berkat karyanya: logo kampanye internasional RED bagi penderita AIDS di Afrika yang dipelopori Bono dari grup musik U2 dan diresmikan di World Economic Forum, Davos, Swiss, pada 2006.
Kini Henricus bekerja sebagai senior art director di Landor Associates yang berpusat di San Francisco, Amerika Serikat. Landor Associates yang didirikan tahun 1941 diakui sebagai pionir dan konsultan desain merek legendaris dan terkemuka di dunia. Karya-karyanya yang berupa desain logo telah banyak dipakai dan tersebar secara global, termasuk di Indonesia. Di tengah kesibukannya melahirkan karya-karya desain merek unggulan, Henricus juga tidak lupa membagikan dan bertukar informasi sebagai pengajar desain grafis di Program Master Desain Grafis Academy of Art University, San Francisco, dan pengajar tamu di berbagai institusi desain di AS, Kanada dan negara-negara Asia (termasuk Indonesia).
Dilahirkan di Bandung tahun 1973 dari keluarga sederhana, Henricus sempat mengenyam pendidikan dasar desain di Universitas Trisakti Jakarta (1992), sebelum akhirnya memutuskan menekuni bidang desain grafis di Seni Rupa Institut Teknologi Bandung di bawah bimbingan Prof. A.D. Pirous dan perancang grafis kawakan sekaligus kartunis Indonesia, Priyanto Sunarto.
Lulus dari ITB tahun 1997 dan diganjar Ganesha Award karena meraih predikat mahasiswa terbaik Seni Rupa ITB, ia memilih belajar sekaligus memulai karier pertama desain grafisnya pada mentor sekaligus desainer eksentrik Hermawan Tanzil, pemilik studio desain grafis terkemuka LeBoYe di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Di saat pecah kerusuhan Mei 1998, Henricus yang berangan-angan menjadi pengajar desain grafis di Jakarta memperoleh beasiswa paruh dari ASIA Help (IIE Foundation) untuk meneruskan pendidikan desain grafis di Pratt Institute Brooklyn, New York. Di kota ini, ia bertemu dengan Hwang Hyun Taik — kini guru besar Desain Grafis Universitas Hanyang, Korea Selatan. Pertemuan itu banyak mengubah arah jalan hidupnya. Henricus menerima usulan Hyun Taik untuk kembali belajar pada desainer legendaris AS Seymour Chwast dan Milton Glaser — pendiri Pushpin Studio dan perancang logo “I Love New York”.
Sejak meraih gelar master dengan predikat highest achievementdari Pratt Institute, Brooklyn, di tahun 2000, Henricus langsung melamar untuk magang di biro desain grafis internasional, Chermayeff & Geismar, yang telah menghasilkan ribuan logo, antara lain NBC, Mobil, PBS, Pan Am, Xerox dan National Geographic.
Setelah magang selama tiga bulan, Henricus ditawari menjadi karyawan penuh sebagai desainer grafis junior di Chermayeff & Geismar hingga 2002. Selepas dari Chermayeff & Geismar New York, ia bekerja pada konsultan merek inovatif sekaligus kontroversial asal Inggris, Wolff Olins, di New York dan tergabung dalam tim kreatif inti yang membidani revitalisasi menyeluruh merek General Electric (GE) tahun 2004.
Kecintaan pada desain logo memberikan arah hidup yang lebih pasti dan berarti bagi Henricus. Ia jatuh cinta dan memilih fokus pada logo. Inilah yang mengantarkan dirinya menjadi desainer logo kelas dunia.
Sumber: SWAsembada

Yolanda Santoso, Motion Graphic Designer asal Indonesia yang Sukses di Amerika

Tahu nggak kalau ada seorang perempuan asal Indonesia yang terlibat dalam film 300, Herbie Fully Loaded, serial Ugly Betty, Desperate Housewives, serta mendapat tiga nominasi Emmy Award? Ya, semua itu merupakan sebagian pencapaian Yolanda Santosa, sebagai Branding dan Motion Graphic Designer.
Cewek yang akrab disapa Yo ini mengawali karirnya di Amerika dengan menjadi junior designer di perusahaan desain yu+Co di Hollywood. Karir lulusan Art Center College of Design Los Angeles ini kemudian menanjak menjadi art director, hingga kemudian ia membuka perusahaan miliknya sendiri, Ferroconcrete.Yo dan perusahaannya cukup sukses di bidang desain grafis dan juga branding. Ia sempat bekerjasama dengan perusahaan hebat seperti Walt Disney Pictures, Warner Bross Pictures, 20th Century Fox, Sony, dan banyak lainnya. Ia juga menangani seluruh branding Pinkberry, gerai fro-yo beken di Amerika. Hebat banget!
Jika ingin melihat video mengenai Yolanda Santoso, bisa dibuka tautan berikut ini: http://www.aiga.org/video-gain-2008-santosa/
Sumber: DG Indonesia, Gadis

Rini Sugianto, Animator Indonesia di Level Dunia(peraih Goden Globe sebagai animasi terbaik)

Rini Sugianto adalah salah satu animator Indonesia yang telah sukses menembus level dunia. Ia pun terlibat dalam animasi yang cukup bergengsi, “The Adventures of Tintin” karya Steven Spielberg dan saat ini sedang mengerjakan post production animation untuk film “The Avengers”.
Melalui e-mail, lulusan Academy of Art University, San Francisco ini mengaku mendapatkan banyak pengalaman di dunia animasi.
Dari Game ke Film
Awalnya, Rini bercerita, ia sempat kesulitan mencari kerja. Tetapi kemudian, Rini dapat kesempatan untuk magang di sebuah perusahaan game di San Francisco. “Setelah tiga bulan, mereka decided untuk hire saya full time,” kenangnya.
Rini pernah mencicipi menggarap animasi di beberapa studio game. Mulai dari Stormfront (pembuat game Neverwinter Nights), Offset Studio (Project Offset) dan kemudian Blur Studio (yang melahirkan game seperti Dante’s Inferno, Halo dll). Sejak Agustus 2010, Rini bergabung dengan Weta Digital di Selandia Baru.
Tantangan dan Kesempatan
Meski sudah mencapai level internasional, Rini masih tampak berhati-hati untuk tidak terlalu membangga-banggakan prestasinya. Ia mengaku masih banyak tantangan yang harus dihadapi.

Minggu, 15 Januari 2012

Karya fotografi anak Cibinong Mendunia

 Andiyan Lutfi, fotografer amatir asal Cibinong, Jawa Barat, berhasil mengabadikan momen alam yang menakjubkan dengan kameranya. Lantaran itu pula, foto jepretannya menjadi headline dalam rubrik Science and Technology di Dailymail, dalam salah satu hasil jepretannya, tampak koloni semut sedang menyerang seekor lalat yang berusaha masuk ke teritorinya. Foto ini menggambarkan perilaku semut yang mati-matian mempertahankan wilayahnya dari "makhluk" asing.

Pada foto lain Andiyan menggambarkan semut kelaparan yang berupaya meraih sepotong brownies cokelat. Semut-semut tersebut tampak membangun formasi, yaitu satu semut berada di bawah, sementara semut lain berada di atasnya. Mereka terlihat tengah menikmati brownies cokelat itu.

Adapun jenis semut yang tampak pada foto-foro Andiyan adalah semut merah atau biasa disebut semut rangrang. Jenis semut ini adalah salah satu yang paling sering ditemukan di taman.

Diketahui, jenis semut merupakan satu di antara 11.000 jenis semut yang ada di dunia. Mereka hidup dalam koloni. Ada yang berperan sebagai pekerja, pejantan, serta menjadi ratu.

Semut ini juga memiliki penyengat. Walau ukurannya kecil, sengatannya bisa terasa menyakitkan.

Andiyan menuturkan, ia memotret semut-semut tersebut di bawah pohon mangga di halaman rumahnya.

"Saya sering melihatnya dan saya pikir mereka luar biasa," ujarnya.

Tentu, orang terpukau dengan fotonya. Karena dari jepretannya itu, semut-semut merah tersebut tampak mampu bercerita sendiri.

Foto yang dihasilkan Andiyan tergolong dalam fotografi makro, yaitu jenis fotografi yang membuat pembesaran terhadap suatu obyek atau bisa dikatakan fokus terhadap obyek mikro. Fotografi ini sangat berguna untuk ilmu pengetahuan, misalnya dalam identifikasi spesies baru.(Kompas Com)